Sejak
 zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: 
mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang 
berbeda memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah 
sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari objek 
celestial seperti Matahari dan Bulan.
Jauh sebelum rakyat Yunani mengagumi Fisika, orang-orang dari Mesir 
terlebih dahulu melakukan kajian Fisika yang mendalam hingga bisa 
melahirkan ilmu-ilmu praktis tentang bidang miring untuk melakukan 
perpindahan benda dengan keuntungan mekanis yang besar lewat pembuatan 
Piramida. Disini para ahli-ahli Fisika Firaun menerapkan teori-teori 
tentang gaya, energi, dan perpindahan dengan sangat brilian.
Beberapa
 teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori tersebut banyak tergantung
 dari istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen 
sistematik seperti yang populer sekarang ini. Ada pengecualian dan 
anakronisme: contohnya, pemikir Yunani Archimedes menurunkan banyak 
deskripsi kuantitatif yang benar dari mekanik dan hidrostatik.
Pada
 awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan 
kebenaran teori fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo 
memformulasikan dan berhasil mengetes beberapa hasil dari dinamika 
mekanik, terutama Hukum Inert.
Pada 1687, Isaac Newton menerbitkan Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica ("prinsip matematika dari filsafat alam", dikenal sebagai Principia), memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika yang sukses.
Hukum
 gerak Newton, yang merupakan sumber mekanika klasik; dan Hukum 
Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini
 cocok dalam eksperimen. Principia juga memuat beberapa teori dinamika fluida.
Mekanika
 klasik dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange, 
William Rowan Hamilton, dan lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, 
dan hasil baru. Hukum Gravitasi memulai bidang astrofisika, yang 
menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori fisika.
Dari
 sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika dikembangkan oleh Robert 
Boyle, Thomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733, Daniel Bernoulli 
menggunakan argumen statistika dalam mekanika klasik untuk menurunkan
hasil termodinamika, memulai bidang mekanika statistik.
Pada
 1798, Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika ke 
dalam panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi 
energi, dalam bentuk panasa juga dalam energi mekanika.
Sifat
 listrik dan magnetisme dipelajari oleh Michael Faraday, George Simon 
Ohm, dan lainnya. Pada 1855, James Clerk Maxwell menyatukan kedua 
fenomena menjadi satu teori elektromagnetisme, dijelaskan oleh persamaan
 Maxwell. Perkiraan dari teori ini adalah cahaya adalah gelombang 
elektromagnetik.
Sumber : Wikipedia
Sumber : Wikipedia



